Post Terbaru

Ironi Sebuah Kotak Usang

kotak usang

Sayup-sayup alunan lagu L'arc en Ciel mengalir di udara. Hitomi no Jyuunin, jika saya tak salah mereka. Lagu itu semakin jelas seiring hentakkan kaki mendekat. Setelah dua-tiga anak tangga dinaiki, sampailah saya di depan pintu itu. 

"Hoi!" sahut saya.

Empunya kamar berbalik dan balas menyapa. Terpampang wajah teman lama, 10 tahunan-lah. Setelah duduk dan berbincang layaknya teman yang lama tidak bertemu saya melihat sekeliling. Di atas meja belajar ada laptop yang sedang memainkan musik L'Arc en Ciel. Dilemari terdapat puluhan manga Jepang, sedang diatasnya tersimpan tiga buah figurine Gundam. Empat buah katana terpasang manis diatas tembok bercat biru. Tak lupa drawing pen dan kertas-kertas gambar dibawah laci meja.

Topik pembahasan tidak jauh dari hal itu: anime, manga, jepang dan game. Pembahasan yang sama seperti SMP. Tepatnya sepuluh tahun laluThey may be old by age but they don't age at all. Sempat mencoba ganti topik ke politik, ekonomi, olahraga atau paling tidak meme Syahrini yang lagi hot. But all I got is cold response. And we stick on talking anime again.

Somehow suasana ini terasa nyaman dan nostalgic, tapi sekaligus asing.

Ada masanya hal-hal diatas sangat menarik untuk diikuti. Akan tetapi kita tidak bisa selamanya begitu. Seiring waktu, manusia berkembang. Salah satunya dari pengalaman hidup. Empat tahun lalu saya lepas dari rutinitas lama *bongkar* dan mulai merantau di tanah orang, berteman se-Indonesia, dilatih Kopassus, berkomunitas dan berorganisasi sehingga sedikit banyak membuka mata pada banyak hal. Point of view dan interest perlahan berubah.

Dan tampaknya hal ini tidak berlaku pada semua orang.

Kadang berfikir, benar apa kata Imam Syafi'i, orang takkan banyak berkembang bilamana hanya stay disatu tempat:

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang

Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang

Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tak tinggalkan busur tidak akan kena sasaran

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
Jika didalam hutan

Jadi ingat apa kata salah satu peserta dari Klub Filosopi di Bandung yang intinya: Tiap manusia terlahir bebas akan tetapi saat tumbuh besar akan terkotak-kotak oleh lingkungannya. Agar menjadi bebas kembali manusia harus keluar dari kotaknya. Masalahnya adalah hampir semua orang sudah merasa betah dan nyaman dengan kotak yang mereka miliki dan takut kotak lain tak senyaman kotaknya!

Berdasarkan pengalaman bertemu berbagai makhluk, saya pribadi berpendapat selalu berpindah dari kotak ke kotak lain saat mulai terasa nyaman memang lebih baik dari pada tetap tinggal dan tidak berkembang.

#udahituaja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By