Post Terbaru

Bila Hari Telah Senja

Kantor Pusat Bea Cukai dikala senja (photo by me)

Seringkali terbayang bagaimana saya ketika berumur 60 tahun. Kira-kira seperti apa ya? Terlintas sosok sang ayah, mengingat kami mempunyai pekerjaan yang sama bahkan institusi yang sama persis. Saya ambil kesimpulan apa yang ia lakukan tak jauh dari apa yang akan kulakukan nanti. And this is what i see from dad

Melakukan aktivitas sehari-hari: makan minum (yaiyalah), mulai melihara ayam, bikin taman n kolam, renovasi rumah (seringkali mengorbankan biaya dapur -_-). Duduk-duduk di taman rumah yang belum rampung sambil melihat jauh, mungkin sekedar merenung, mungkin juga mikirin utang. Kadang sodara ayah atau ibu datang ke rumah, ngobrol tentang apa saja yang ada. Semua itu kembali ke awal.

Kadang muncul keinginan bertanya pada ayah: Apakah ada penyesalan terhadap semua pilihan hidup yang ayah jalani selama ini? (kaya di lagu My Way-nya Frank Sinatra) Tapi itu cuma dalam hati, takutnya kalau terungkap malah salah paham seperti waktu SMP -_-'. Dulu sempat bertanya sama ayah: "Pa, kalau nanti meninggal mau dikubur dimana, Jakarta, Palembang atau Lahat?". Ayah lantas shock berat dan sukses turun berat badan lima kilo dalam satu minggu. Padahal saya sedang memikirkan seorang india di palembang yang meninggal tapi tidak dikubur di India, tapi di Indonesia.

Apakah tendensi seorang yang merantau lebih ingin dikubur di tanah rantau, ataukah di kampungnya? Dan kemukakan alasan ayah memilih jawaban itu?

Pengennya sih gitu...

Tapi kalau dipikir-pikir dulu memang saya yang kurang ajar *tabok* #IAmSorryFather

my way (alm) frank sinatra

Nah jadi kesimpulannya gini: I dont want to be what my father is now. (gak nyambung sama artikel diatas tong)

Dikala hari telah senja, saya ingin menjadi manusia bebas. Jadi tuan atas diri sendiri, bisa segala, tidak jadi budak orang lain, juga tidak memperbudak. Begitulah apa kata sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Bisa melakukan segalanya tanpa terbatasi oleh uang. Hal yang sangat saya inginkan adalah keliling dunia seperti impian saya diwaktu SMP dan SMA: Mengikuti jejak langkah Ibn Battuta. Saya akan senang jika bisa menghabiskan sisa hidup saya bersama istri (dan anak cucu).

We will travel a lot to so many countries. Take off all the stressful youth time which we spare for our nations (or company). 

-just like a fairytale- all I want is a 'happily ever after' ending.

Well, you might say I'm a dreamer.. but I'm not the only one...


















terakhir: inilah sosok sang ayah :-)




















*jeng jeng*




















*gelar karpet merah*
















sabar ya..





















udah deket, diujung gang belok kiri mas *eh?*























ini dia orangnya..my beloved father...


















ebuset salah upload,ini kan kembaran saya -_-














*jengjeng*



















*bersihin karpet merah bekas kaki bekham*















teruss..















dikit lagi gaaaaaaann...
















nah ini dia..















pengabdian 32 tahun untuk Indonesia dan masih berlanjut (oleh anaknya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By