Post Terbaru

Mengenal IELTS [1]


Ada percakapan menarik yang terjadi antara saya dan kompatriot ex-Mr. Bob di kamar kos saya.

*note: semuanya sudah ditrenslet dari basa sunda*

Gw             : "Bang, mau ambil dimana lagi sekarang?"
Bang Ir    : "Ambil di Elfast, mau belajar TOEFL. Kalo lu ambil dimana di?"
Gw             : "di Elfast oge."
Bang Ir    : "Mau ambil apa?"
Gw             : "IELTS bang."
Bang Ir    : "Kenapa ambil IELTS?"
Gw             : "Penasaran aja, soalnya di Bandung gak pernah dengar bang."
Bang Ir    : "Lu ambil TOEFL dulu di, baru ke IELTS."
Gw             : "?????"

Emang IELTS apaan? Kenapa harus ambil program TOEFL dulu baru lanjut IELTS? Itulah pertanyaan yang keluar dari benak saya setelah percakapan itu. Maka dari itu saya mau share sedikit banyak tentang makhluk asing bernama IELTS.

Keesokan harinya, saat mendaftar program saya berusaha mencari tahu jawabannya langsung. Karena daftarnya mepet H-1 kursus, sengaja saya berangkat pagi-pagi bingit dengan harapan masih ada slot kosong untuk kelas IELTS. Untuk mengakali kursi program IELTS penuh, semalam sebelumnya sudah saya persiapkan catatan nama-nama kursusan spesialis TOEFL dan IELTS cadangan.

(diurutkan berdasarkan kedekatan lokasi dari opsi nomor 1)
  1. Elfast
  2. Oxford
  3. Global English
  4. T-est
 Singkat cerita semua kelas TOEFL dan IELTS udah full. Bitch please, udah ngebut-ngebut kesana kemari (naik sepedah!) tapi hasilnya gak dapet apa-apa. Malah nyoba ambil kelas Speaking 4-nya Daffodils eh ternyata penuh juga. Fuhh! Satu-satunya yang saya dapat adalah pencerahan apa itu IELTS dari berbagai kursus spesialis sebagai berikut:

IELTS-ku, IELTS-mu, IELTS Kita Semua

Kakanya, ielts itu apa sih?
 International English Language Testing System atau IELTS adalah satu dari dua test bahasa inggris terbesar di dunia, lainnya TOEFL. Jadi bisa dibilang mereka ini saudaraan. Tepatnya saudara tetangga kakak bapak cucu suami tante sepupunya TOEFL. IELTS diterima hampir di semua institusi pendidikan Australia, Inggris, Canada, Irlandia, Selandia Baru, Afrika Selatan dan 124 negara lainnya.

Instansi yang ngadain toefl kan educational testing service dari USA, kalo ielst apa ya? 
 British Council, Cambridge, IDP.
Testnya mirip toefl gak sih?
Beda dong, namanya aja udah beda. Selain itu testnya dibagi 2 jenis:
a. General Training test buat yang mau kerja/tinggal di luar negeri.
b. Academic test buat yang berorientasi belajar/pendidikan di luar negeri.

Ingat jangan sampai salah ambil ya! Mengingat tujuan dari testnya, academic test satu tingkat lebih sulit daripada general training test

Contohnya, di setiap reading section academic test kamu bakal dapet 3 artikel ilmiah/academis dengan kesulitan tingkat dewa Neptunus. Sedangkan kalau kamu ambil general test kamu cuma berhadapan dengan brosur elektronika terbaru, jadwal libur dan pricelist service. Kebayang kan kalo lu belajar general test tiba-tiba disodorin soal academic test? Maka dari itu jangan salah pilih saat daftar nanti.

Apa aja sih kakanya format soal IELTS?
Ada empat, semuanya harus diselesaikan dalam waktu tiga jam:
a. Listening   (40 soal, 60 menit) *CMIIW
b. Reading    (40 soal, 60 menit)
c. Writing    (2 soal: satu membuat surat (general) atau membaca chart (academic) , lainnya membuat essay, 60 menit) *CMIIW
d. Speaking (dalam artian layaknya suatu wawancara/bukan public speaking)
Penilaiannya kayak gimana sih kakanya? Score minimal dan maksimal berapa ya?
Di IELTS penilaian dikenal dengan sebutan bandscore, dari 1 sampai 9. Semua standar tergantung dari institusi yang berkepentingan. Oxford University memberikan standar bandscore 7.0 untuk siswa asing yang pengen mengenyam pendidikannya, sedangkan di universitas Belanda hanya butuh bandscore 5.5-6.5.

berapa nilai ielts kakanya, kepo dong plizz?
Sekitar 8.5.

kakanya kok bisa ganteng, ada pin bbm gak?
udah ah selesai nulisnya. *kemudian menghilang*

 Kurang lebih seperti itulah penjelasan yang saya tangkap mengenai IELTS. Untuk pernyataan Bang Irvan kenapa nyaranin ambil program TOEFL dulu sebelum IELTS, saya rasa karena  IELTS sudah tentang pemahaman terhadap bahasa inggris yang dipraktikkan. Dengan kata lain grammar dan word structure dianggap sudah mumpuni/gak dites lagi. Berbeda dengan TOEFL yang cenderung fokus pada grammar dan word structure dulu. Intinya beliau mau bilang jangan ambil IELTS kalau belum punya dasar grammar dan word structure yang mumpuni.

Hal ini juga yang menjelaskan kasus salah satu teman saya yang sudah 6 bulan di Kampung Inggris (iya, lu gak salah baca. 6 bulan bray!). Dia sudah mencapai score TOEFL 600 (edan!) di  Elfast. Tapi di kelas IELTS kewalahan saat ngerjain soal. Untuk soal listening dan reading benar setengahnya saja gak sampai, yang lebih parah lagi pas soal writing, mulai nulis pun gak bisa alias blank! (akhirnya gak dikerjain sama sekali). Menilik kasus ini, adalah hal yang lumrah kalau timbul stereotype di Pare bahwa IELTS lebih susah daripada TOEFL.

Munculnya Secercah Harapan
Sebelum menutup artikel ini, saya mau lanjut cerita lagi boleh yak ^^b. Setelah gagal dapet kelas saya mencuba menenangkan diri (tepatnya meratapi nasib hehe) di warung Bubur Eropa. Buat yang belum tahu Burop ini salah satu tempat nongkrong terkece badai di Kampung Inggris yang terkenal akan kuliner yang didatangkan langsung dari eropa: bubur eropa *fokus hadi fokus, lu harusnya cerita tentang ielts*. Okeh, disana saya pesan satu es teh manis sebagai teman merenung.

Entah udah berapa lama, akhirnya saya sadar juga meratapi nasib gak akan berbuah apa-apa (sumpah endingnya geje pisan). Ujung2nya bergegas demi nyari kursus lagi untuk kedua kalinya, dan... sukses! I got a spot in Global English IELTS class! 

Bersambung ke tautan ini

2 komentar:

  1. wah ada yang baca juga. iya silahkan ditunggu teteh geulis, kalau gak besok, lusa :)

    terima kasih atas komennya...

    BalasHapus

Designed By